Instagram untuk Bisnis Kecil dan Besar
- novia
- 2 tahun ago
Merintis bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memang bukanlah hal yang mudah. Manajemen anggaran dan keuangan menjadi salah satu tantangan terbesar, terutama bagi seorang pebisnis pemula.
Meskipun berhasil mendapatkan modal untuk memulai, pengelolaan uang tersebut justru menjadi tantangan baru yang jauh lebih besar. Alih-alih bisnis berkembang, manajemen finansial yang buruk justru akan mengantarkan bisnis kamu pada kegagalan.
Penelitian yang dilakukan oleh U.S Bank menyatakan bahwa 1 dari 5 bisnis dengan skala kecil menengah gagal di tahun pertama mereka berjalan, dan 82% disebabkan oleh manajemen cash-flow yang berantakan.
Untuk itu, simak 5 kesalahan dalam pengelolaan keuangan bisnis UKM berikut ini.
Baca Juga : Download Aplikasi Penjualan Terbaru, Manfaat dan Fitur-fiturnya
Menyusun anggaran merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan guna mengontrol keuangan bisnis lebih baik. Ketika bisnis kamu berjalan tanpa adanya anggaran yang jelas, maka akan membuat cash flow jadi berantakan dan berpotensi menimbulkan over expense pada rencana pengeluaran.
Mulailah untuk menyusun rancangan anggaran yang jelas di awal. Dengan begitu kamu bisa tahu berapa besar biaya operasional yang diperlukan, alokasi dana cadangan, dan lain sebagainya. Keuangan bisnis kamu pun juga akan jauh lebih terpantau.
Faktor berikutnya yang menyebabkan keuangan bisnis UKM menjadi tidak stabil adalah belanja secara tiba-tiba (diluar perhitungan awal) dan berlebihan. Hal inilah yang menyebabkan anggaran yang seharusnya digunakan untuk menutup keperluan tertentu, malah habis untuk pengeluaran mendadak tadi sehingga mengakibatkan cash flow kamu menjadi berantakan. Bahkan “kebiasaan” seperti ini berpotensi memakan margin profit yang seharusnya diamankan.
Nah, untuk menghindari hal ini, sebaiknya kamu menganggarkan secara khusus dana tak terduga, yang memang diperlukan untuk kelancaran proses produksi. Pastikan juga kamu memiliki skala prioritas belanja dan keuangan bisnis yang terukur.
Memberikan “harga murah” masih dianggap menjadi strategi promosi yang baik untuk meningkatkan penjualan oleh sebagian pebisnis. Padahal pandangan seperti ini tidak selamanya benar. Dengan menawarkan harga yang rendah, tentunya ada kualitas yang diabaikan. Terlebih lagi, tidak semua konsumen memprioritaskan harga sebagai pertimbangan untuk membeli suatu produk atau layanan. Bahkan berdasarkan riset yang dilakukan oleh PWC menunjukkan bahwa 86% pembeli bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan kualitas terbaik.
Jadi, cobalah lakukan riset yang lebih mendalam terhadap penetapan harga dari produk dan layanan yang kamu miliki. Selain itu, ciptakanlah strategi pemasaran dan langkah bisnis yang selalu berorientasi pada profit jangka panjang.
Pada tahun-tahun pertama bisnis berdiri, biasanya pemilik usaha lebih memilih untuk mengatur pembukuan dan keuangannya seorang diri. Berbekal informasi yang sangat terbatas, yang mungkin hanya didapat melalui internet. Akan tetapi seiring berkembangnya bisnis yang kamu jalankan, pembukuan juga menjadi hal krusial yang sudah tidak bisa diabaikan. Kesalahan yang terjadi dalam proses pencatatan keuangan akan menyebabkan bisnis kamu berantakan dan berakhir pada kegagalan.
Pada tahap ini, kamu perlu untuk mempertimbangkan sistem pendukung yang kompeten seperti POST misalnya. Melalui menu laporan yang dimiliki POST, semua pencatatan secara otomatis akan terupdate ke smartphone kamu. Mulai dari transaksi, kas tersedia, hingga laporan laba rugi. Semua dapat kamu akses dimanapun dan kapanpun. Kamu juga dapat mendownload ringkasan laporan keuangan tersebut jika diperlukan.
Sebagai seorang pebisnis, sebisa mungkin hindarilah kesalahan-kesalahan di atas agar bisnis kamu bisa terus maju dan berkembang. Jangan lupa download aplikasi POST untuk membantu kamu mengelola pencatatan dan keuangan bisnis dengan lebih pasti! Tunggu apalagi, selamat mencoba kasir pintar dari POST.